Kecil kecil Cabe Rawit Gunung Guntur Garut 2249 mdpl

Pada bulan April 2019 tanggal 18 sampai 20 April, aku bersama Elis, Farindra, Teh Frani (teteh nya Farin), suaminya dan kak Reza  berniat ingin mendaki ke Gunung Guntur yang ada di daerah Garut Jawa Barat. Awal mula rencana sih aku gak akan ikut karna banyak hal yang aku pertimbangin. Tapi seiring berjalannya waktu dan terus-terusan di bibita sama Elis, akhirnya aku luluh juga dan memutuskan untuk ikut. Pas aku minta izin ke ortu, awalnya ortu aku nggak ngizinin. Tapi setelah aku jelasin karna di Gunung Guntur itu beda sama gunung lainnya yang suasananya gak selebat pepohonan kaya gunung pada umumnya, ortu aku jadi ngizinin dan gimana aku. Terakhir, aku ngasih kabar ke pacar bahwa aku beneran mau ikut naik, dan ternyata pacar aku pun pengen ikut dan bela-bela in ngambil cuti kerjanya. Bisi ada apa apa katanya, pengen jagain ‘;D hehe.

Kita pun berangkat pas hari Jumat sore ngambil kereta dari stasiun Cimahi menuju ke stasiun Leles yang jam 18.00 magrib. Jadi sehabis pulang kerja jam 4, aku buru buru pulang terus mandi dan siap siap pergi jam 5 sore. Cape sih, tapi da kan ingin pergi muncak hehe dan untungnya pas malem aku udah prepare nyiapin perbekalan dan langsung aku packing pula. Dan eh aku baru tahu, kata bibi aku tadi siang si pacar sengaja datang ke rumah aku buat minta izin ke ortu aku. Hahaha ga nyangka pisan aku tuh dia bakal seberani itu datang ke rumah sendirian hehe.

Next, aku udah nyampe di stasiun dianter sama sodara aku pake motor. Disana udah lengkap tinggal nunggu kak Reza. Dan akhirnya dia dateng juga. Pas aku ngeliat dia wah dia terlihat ganteng dan gagah sekali. Dia pake jaket merah, gendong tas carrier biru sama pake sepatu gunungnya 😀 efek gendong tas carrier kali yaah jadi bersinar, haha. Terus kita duduk-duduk dulu sambil nungguin kereta dateng. Sekedar info, harga tiket dari stasiun Cimahi ke Leles murah cuman Rp 7000, mengingat jarak perjalanannya yang jauh.

IMG20190419173339

(Tas carrier Elis, aku dan Kak Reza )

Pukul 18.00 kereta yang ditunggu akhirnya dateng juga, kami pun lekas naik. Sekilas aku flashback masa lalu yang pulang pergi naik kereta ke Kiara Condong waktu masa masa prakerin. Dan sekarang aku kayak lagi mengalami masa itu lagi, naik kereta sambil gendong ransel yang penuh beban. Lonceng kereta pun berbunyi, kereta pun akhirnya melaju. Kursi aku dan rombongan farin terpisah karna banyaknya penumpang. Jadi cuman aku, Elis dan Kak Reza yang kursinya saling berhadapan. Di sepanjang perjalanan, kita banyak ngobrol, ngemil snack sama dengerin lagu. Tau gak? Aku dengerin lagu satu headsheet berdua sama kak Reza,hihi.

Kami tiba di stasiun Leles pukul 21.00, lumayan pegal juga duduk di kursi kereta yang menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Waktu perjalanan turun dari kereta, aku melihat ada beberapa pendaki juga yang terlihat dari kostum beserta carrier yang di gendongnya. Setelah ditanyakan, ternyata mereka dengan rombongan kita berbeda tujuan. Mereka berniat akan pergi mendaki  ke Gunung Cikuray.

Rencana awal setelah kami tiba di stasiun, kami akan pergi menuju ke basecamp Guntur menggunakan Grabcar. Tetapi keadaan tidak mendukung, dan disana tidak ada sama sekali ditemukan mobil yang bersedia kita Grab. Akhirnya para calo angkot pun menghampiri kami dan menawarkan akan mengantar kami pergi sampai ke basecamp. Setelah ditanya berapa biayanya, mereka menawarkan harga Rp 25 000 perorang.  Mahal dan tidak bisa di nego. Mau tidak mau dari pada kami semua harus bermalam di stasiun, kami pun bersedia. Langsung saja kami naik dengan duduk saling berdempetan dengan penumpang lain. Untungnya selama perjalanan di angkot, aku gak terlalu pusing, hehe.

Kira-kira jam 22.00 kami tiba sampai basecamp. Karena basecampnya di tempat yang satu lagi, jadi kami harus berjalan kaki sedikit menuju ke basecamp yang jadi tujuan kami (lupa nama basecampnya). Disana kita langsung dipersilahkan masuk ke dalam rumah pemilik basecamp dan beristirahat disana. Kita langsung istirahat, sholat, bersihin muka dan nge packing ulang carrier. Kita tidur pun hampir jam 00.00 malem.

basecamp

( Suasana saat istirahat di basecamp rumah warga )

***

Singkat cerita, pagi pun datang. Rencananya kami tidak akan langsung summit  tapi bakal bermalam dulu di pos 4 guntur. Jadi summit nya nanti shubuh jam 3 pagi an. Sebelum mulai mendaki, kami isi dulu tenaga dengan membeli nasi warteg di tempat basecamp. Aku memesan usus dan ati ampela dengan porsi makan berdua bareng Elis, soalnya kalo dimakan sendiri gak bakalan habis hehe. Dan ketika makan, emmm rasa masakan ati ampela nya mirip sama masakan mama. Jadi tiba-tiba inget mama ;’D. Setelah beres makan dan mengurus administrasi, kita siap pergi kira-kira mulai otw jam 06.00 pagi. Biaya administrasinya sebesar Rp 15 000 perorang.

 

screenshot_2019-04-20-17-45-56-85-e1563630506326.png

(Melihat puncak Gunung Guntur dari titik awal pendakian)

Kesan pertama kali ngeliat Gunung Guntur dari titik mula pendakian aku dibuat takjub. Puncaknya udah keliatan dari sini dan gambaran gunungnya aku lihat kayak mau summit ke  gunung Semeru. Jadi gak salah kalo ada orang yang bilang kalo Gunung Guntur itu adalah miniaturnya gunung Semeru. Dan selama di track aku lihat tracknya hampir sama kayak ke gunung Burangrang. Banyak track tanjakan berbatu dan ada bonusnya juga. Gak banyak pepohonan besar, malah lebih subur sama ilalang. Disana kita jangan takut kehabisan air, soalnya sumber air banyak melimpah ruah sampai tumpah tumpah dimana-mana. Walaupun gunungnya gundul tapi sumber air nya kaya. MasyaaAlloh J.Selama perjalanan menuju pos 4, sambil beberapa kali istirahat kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam an.

DSC00123

(Track menuju pos 4 Gunung Guntur)

IMG20190420092021

(Area tanah miring berpasir)

IMG20190420090849

(Lautan tenda pendaki)

Pukul 09.10 kita sampai di pos 4 yang menjadi  area camping gunung guntur. Dan pemandangan disana bukannya sepi, tapi malah rame sekali. Banyak banget tenda yang berjajar seperti perumahan tapi ala ala gunung gimana gitu, haha. Dan kontur tanahnya juga mudun, jadi tendanya jadi pada miring ke bawah.  Dan bukan tanah pada umumnya, tapi pasir :’D. Jadi siap siap kaki mu akan terpeleset hahaha. Setelah menemukan tempat yang pas buat bikin tenda, terus kita mulai deh bangun tenda. Aku yang gak bisa apa-apa, cuman diem aja sih, duduk dan nonton orang yang lagi kerja, hehe. Tenda pun beres, dilanjut saja masak-masak ala kadarnya. Tapi percayalah, makanan apa saja yang kita makan ketika sedang di gunung, rasanya itu sungguh terasa nikmat. Waktu itu kita makan siang ngeliwet sama nasi liwet, tempe, tahu, kangkung dan asin. Alhasil makanan pun habis, yang tersisa cuman asin dan kepalanya ;’D.

IMG20190420105825

(Menyiapkan bahan masakan)

IMG20190420123955

(Makan siang pertama)

Next, setelah kekenyangan, kami semua tidur siang sebentar. Langit disana kebetulan cerah, jauh dari ekspetasi aku yang mengira selama disana bakalan di guyur hujan lebat. Tapi beruntunglah langit disana mendukung kami. Setelah bangun siang, kami pun semua sempat bermain kartu UNO yang dibawa Elis. Disitu kita ketawa lepas sambil bermain kartu, dan aku pernah satu kali menjadi pemenang yang pertama, kereen kan.

Selepas bermain kartu, aku pun bergegas mandi dan sholat. Sekedar info, fasilitas di gunung guntur sudah terkondisikan sekali. Disana ada kamar mandi dan musholanya. Dan selama perjalanan track menuju pos 4 banyak stand warung warga juga. Jadi jangan takut kehabisan makanan, tinggal beli saja, harga bervariasi hehe.

***

Langit berubah menjadi senja  dan perlahan menggelap. Butiran-butiran cahaya lampu kota sudah mulai terang menerangi nan jauh di bawah sana. Malam pun tiba, dan semilir angin malam menghampiri. Tibalah waktunya sholat magrib. Aku beserta teh Frani, Kak Reza, Suaminya teh Frani bersiap menuju mushola camp. Yang lainnya menunggu di tenda dan kebetulan sedang berhalangan. Sesampainya di tempat wudhu kami semua mengantri menunggu giliran. Oh iya kami juga menunggu waktu solat isya disana biar sekalian. Sesudah solat, kami kembali menuju tenda  dan aku melihat indahnya citylight kota Garut yang terlihat dari atas sini. Begitu cerah dan mengagumkan, tak lupa kami juga mengambil beberapa shot foto untuk mengabadikan keindahannya.

20190420_194909

(Citylight Garut yang bikin susah move on)

Setelah itu, kami bersiap-siap untuk tidur dikarenakan besok pagi-pagi buta sekitar jam 3 pagi kami harus mulai bersiap mendaki. Dan formasi tempat tidurnya adalah Diki, Farin, Elis, Kak Reza, Aku. Sedangkan teh Frani dan suaminya berada di tenda yang terpisah. Kebayang gak begitu peseudeuk-seudeuk nya, apalagi aku yang kebagian di ujung, sempit dan banyak ransel. Disana juga aku gak bisa bobo nyenyak dikarenakan banyak suara pendaki lain yang membuat kegaduhan dan suhu udara gunung guntur waktu itu panas sekali. Ada kejadian yang gak akan aku ceritain sewaktu malem, cukup aku aja yang tau, hehe

Bunyi alarm jam 3 pun berdering, yang pertanda kami harus segera bersiap-siap. Waktu itu sebelum summit aku sarapan dengan kentang goreng yang dimasak Elis dan segelas energen yang aku minum berdua dengan Kak Reza. Aku gak makan banyak, soalnya perut aku langsung kerasa sakit, seu’eul gitu pokoknyamah. Tapi sakitnya standar masih bisa ditahan. Dan ternyata bukan rombongan aku aja yang summit nya pagi buta, tapi beberapa rombongan pendaki lain melakukan hal yang sama, jadi mendadak kayak konser gitu banyak lampu –lampu menghiasi sepanjang jalan. Setelah berdoa memohon keselamatan, kami pun berangkat mengejar puncak Gunung Guntur yang aduhai.

Setelah beberapa menit mendaki, aku merasa pusing dan sakit di perut aku mulai terasa sekali. Aku beberapa kali meminta istirahat, untungnya tim bersedia dan mengerti dengan kondisiku. Dan track nya kemiringannya  hampir 80 derajat disertai dengan jalanan berpasir. Sungguh perjalanan yang sangat sulit menurut aku ditambah dengan kondisi yang aku rasakan saat itu. Puncak bagaikan fatamorgana yang terus aku kejar tapi tidak sampai-sampai. Sampai suatu ketika saat aku beneran merasa lelah aku bilang gini ke Kak Reza “ Kayaknya akumah disini aja deh, akumah nunggu disini aja”. Terus Kak Reza jawab “ Puncak sebentar lagi, pelan-pelan aja nanti kaka temenin”. Dan sedikit-sedikit aku terus mematahkan mentalku yang bilang enggak akan bisa menjadi harus bisa. Sedikit-sedikit aku mulai kembali berjalan melanjutkan perjalanan. Rombongan lain pun ikut menyemangati ku. Dalam hati aku berpikir “ Orang lain juga bisa sampe puncak, masa aku engga”  sampai akhirnya kalimat itu membawa ku ke daratan tertinggi puncak satu Gunung Guntur. Yeaaayyyy misi pun berhasil 😀

IMG20190421061025

( Potret Sukacita pendaki )

DSCN1026

( Sampai juga di puncak  1 gaiss )

IMG20190421063214

( Menyambut sinar mentari pagi yang menghangatkan )

Benar saja di puncak sana aku menyaksikan sinar orange yang perlahan terang disusul dengan kehadiran sang sinar matahari yang keluar malu-malu. Banyak para pendaki yang bersuka cita disana karena salah satu tujuan kita menginjakan kaki di tempat ini terwujud . Banyak juga yang langsung memotret. Karena sadar akan kewajibanku padahal  jam sudah menunjukan pukul 06.00 pagi kurang, aku bersholat subuh disana dengan tayamum. Karena sholat shubuh di track kayaknya gak bakalan mungkin. Tapi Alloh kan Maha Tahu jadi aku merasakan nikmatnya sholat shubuh disana.

Tak lama setelah itu, rombongan berkumpul. Untung saja ada di antara kami membawa minum dan makanan. Jadi kita gak kelaparan juga setelah mendaki hehe. Waktu itu aku makan kentang goreng dengan air putih hangat lalu ada roti yang diolesi susu.

Setelah makan, kita lanjut berfoto-foto ria. Dan tak lama, rombongan akan pergi ke puncak 2 Gunung Guntur, tapi sayangnya aku tidak bisa ikut, karena aku tahu badanku tidak akan kuat. Jadi aku bersama kak Reza hanya bisa menunggu di puncak satu.

DSC00421

(Berfoto dengan tim)

DSC00415

(Versi backlight)

IMG20190421071359

( Puncak 2 Guntur menanti di belakang )

Next, setelah rombongan kembali kami bersiap untuk turun dari puncak menuju tenda di basecamp pos 4. Dan perjalanan turun tidak kalah sulitnya dengan mendaki. Hampir semua pernah jatuh 😀 haha. Tracknya pasir licin banget dan batu batu kecil sampe bisa masuk ke dalam sepatu. Sepanjang perjalanan kak Reza bantuin aku, kadang dia bantuin aku sambil pegangin tangan aku hehe.

Tibalah kita di basecamp sekitar jam 10 an, terus lanjut bikin sop buah dan bikin tomyam. Enak bangeet segar dan pedass, udah gitu kita istirahat dulu sebentar sampai duzhur. Dan sesudah dzuhur kami siap-siap beresin tenda, packing dan sholat dulu lalu turun menuju basecamp rumah warga.

Singkat saja, perjalanan dari pos 4 tempat kami nge camp ke basecamp warga sekitar 2 jam an. Setelah sampai, kami semua beristirahat sejenak sambil nunggu grab pesanan datang karena kita tidak bisa naik kereta dari stasiun leles lagi. Rencananya kami naik grab dan turun di stasiun Cicalengka.

Mang Grab pun datang, kami pun langsung naik. Aku kebagian duduk di kursi tengah dekat jendela. Awal perjalanan aku biasa saja. Tapi kelamaan, aku merasa mual dan pusing. Walau aku sudah minum antimo tetapi akhirnya aku malah muntah juga hehe. Masuk angin kayaknya da. Dan beruntung di sebelah aku ada Kak Reza jadi dia yang bantuin mijitin kepala aku, hehe.

Setelah magrib kami pun tiba di stasiun Cicalengka dan kita cuman beberapa menit langsung ketinggalan kereta. Alhasil kita harus menunggu kereta yang jam set 8 an. Sambil nunggu, aku sholat magrib dan isya dulu disana. Selama perjalanan di kereta aku dan rombongan  tidur, tidak banyak ngobrol karena kita dilanda rasa kantuk dan kelelahan. Sekitar jam 10 lebih kereta berhenti di stasiun Cimahi dan kami harus berpisah menuju rumah masing-masing. Aku pun memesan Grab yang akan mengantarku ke rumah. Sampai di rumah aku langsung ganti baju dan tidur karena besok pagi aku harus langsung bekerja.

***

Yaa itu kisah dan pengalamanku ketika pergi ke Gunung Guntur. Banyak hal yang aku pelajari disini. Dan banyak juga kisah indah, pertemuan, rasa saling tolong menolong dan kepercayaan pada diri sendiri. Dan jangan menganggap enteng sebuah gunung karena kita tidak akan tau track dan peristiwa apa yang akan kita hadapi disana. Lewat tulisan ini aku mengucapkan terimakasih kepada semua teman-teman yang sudah mengajakku untuk bisa merasakan dan mendapat pengalaman dari sebuah Gunung ciptaan Tuhan yang indah dan mengagumkan ini. Terimakasih, sampai bertemu di kisah selanjutnya hehe.

 

Miniatur Raja Ampat Ala Gunung Bongkok Purwakarta 975 mdpl

Hari itu adalah hari Sabtu tanggal 23 Maret 2019. Aku bersama Elis, Kak Reza, Teh Siti, Farindra dan Diki memutuskan untuk mengeksplore pendakian ke gunung yang ada di daerah Purwakarta lebih tepatnya ke Gunung Bongkok. Kita berangkat menggunakan tiga sepeda motor. Aku di bonceng oleh Kak Reza yang waktu itu dia bela-belain maksain ikut walaupun sebenernya dia pulang kerja shif malam. Aku sih khawatir tentang kondisi badannya yang kecapean dan kurang tidur sehabis kerja, tapi dia tetep pengen ikut dan ngeyakinin aku bahwa kondisi badannya itu sehat-sehat saja. Yasudah akupun menyerahkan keputusannya ke dia sendiri.

Kami janjian pukul 07.30 pagi di depan Indomart Cimareme. Waktu itu Diki dan Farindra yang lebih dahulu sampai, disusul dengan aku dan Kak Reza. Disana kami menunggu dulu beberapa lama sampai teh Siti dan Elis datang. Katanya si Teh Siti nunggu dulu motornya dateng jadi dia datangnya terlambat.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya pukul 08.00 kami berangkat. Kami yang dibimbing oleh navigasi dari google maps berangkat menuju Purwakarta melalui jalan arah ke Padalarang-Cikalong Wetan-Purwakarta. Lalu lintas disana lancar, tetapi jalannya banyak berbelok-belok seperti jalan menuju Ciwidey, jadi aku sedikit mual dan pusing sewaktu di perjalanan karena aku merasa seperti menaiki roaler coaster, hehehe. Dan pemandangan sepanjang perjalanan banyak dijumpai panorama pegunungan dan pedesaan. Oh iya, sebelum sampai ke basecamp, kami pernah salah jalan dan harus putar balik lagi. Sewaktu diperjalanan ada dua gunung yang membuat aku bertanya tanya gunung mana yang akan kita daki itu karena keduanya sama-sama menyeramkan. Menyeramkan tinggi dan bentuknya soalnya hampir terselimuti tebing batu dan banyak jurang. Aku kira kedua gunungnya bukan untuk didaki tapi untuk di panjat. Yaa aku berdoa saja semoga perjalanan kami semua lancar yang manapun gunungnya. Sebenarnya di daerah itu terdapat 3 gunung yang disebut Burangkok yang kepanjangan dari Gunung Lembu, Parang dan Bongkok. Tetapi karna kami memutuskan akan mendaki gunung Bongkok, jadi kami tetap pada tujuan awal.

Pukul 10.00 kami sampai di basecamp. Setelah itu kami beristirahat sebentar di warung. Biaya administrasi Gunung Bongkok cukup murah hanya perlu membayar biaya Rp 12.000 perorang dan biaya parkir Rp 5000. Dan waktu itu ada beberapa pendaki lain disana, jadi Gunung Bongkok tidak begitu sepi. Beberapa saat setelah dirasa cukup istirahat, kami pun memulai pendakian yang diawali dengan membaca doa terlebih dahulu. Kebetulan hari itu cuaca disana cerah jadi kami bisa menikmati perjalanan.

Trek pertama yang kami jumpai adalah jalan desa yang akan membawa kami menuju kebon awi yang merupakan gerbang awal menuju hutan. Lalu kami dihadapkan dengan jalan tanah miring yang licin. Setelah itu kami lewati banyak batu-batu besar yang terjal. Beruntunglah disana disediakan tali yang bisa kita pegang  saat mendaki.  Sekedar info jika ingin mendaki Gunung Bongkok disarankan membawa lotion anti nyamuk, soalnya banyak banget nyamuk disana. Akupun kena serangan nyamuknya :(.

20190323_104239

(Saat di track)

20190323_110119

(Saat melewati batu-batu besar yang terjal dan licin)

20190323_103627

(berfoto saat di track )

Kira-kira 2 jam kita mendaki sampai akhirnya kita pun sampai puncak. Yeaaayyy :D. Kita sampai puncak kira-kira jam 12.00 kurang. Dan aku gak akan lupa betapa terpesonanya aku waktu pertama kali menginjakan kaki dan melihat pemandangan sekeliling. Walaupun ketinggiannya kurang dari 1000 mdpl, lebih tepatnya 975 mdpl  tapi pemandangannya sungguh indah luar biasa. Aku merasa berada di Raja Ampat.

DSC09483

( Pemandangan di puncak ala Raja Ampat  )

DSCN0899

( Terlihat view garangnya Gunung Parang)

DSC09556

( Sweet moments and view )

Cuaca saat berada di atas puncak benar-benar terik dan menyengat, tak lama setelah kami mengambil gambar kami pun mulai mencari tempat yang nyaman dan teduh untuk beristirahat dan makan. Akhirnya kami pun menemukannya dan langsung saja makan disana. Waktu itu Farindra dan Kak Reza membawa agar, aku membawa snack dan teh Siti serta Elis membawa biskuit. Sambil mengobrol, kami pun makan dan menikmatinya, hehe.

IMG-20190323-WA0037

(istirahat melepas lelah sesudah nanjak sambil makan)

Setelah cukup puas menikmati puncak, kami pun turun. Di persimpangan , kami melihat tanda dan arah Puncak datar 2. Kami berpikir Gunung Bongkok mempunyai 2 puncak, jadi tanpa pikir panjang kami pun melanjutkan perjalanan menuju arah puncak tersebut. Kami tidak sendiri, ada satu rombongan laki-laki yang penasaran juga dan ikut kami menuju kesana. Dan benar saja, ternyata puncak datar benar-benar ada. Disana kita bisa lihat view Gunung Parang secara dekat.

DSC09611

(View Gunung Parang di Puncak Datar Gunung Bongkok)

Tak lama kita disana, beberapa menit kemudian beberapa ekor monyet saling datang menghampiri kami. Monyetnya itu monyet liar berukuran besar. Mereka ingin meminta makanan. Tapi tidak aku beri karena monyetnya banyak dan nantinya monyetnya malah  ketagihan. Jujur, waktu aku ingin mengusir monyet, monyet itu malah ingin balik menyerang. Bagi aku, situasi waktu itu sangat mencekam dan menakutkan. Yang aku rasakan, pengen nangis dan ingin segera pulang. Perjalanan pun dilajutkan dengan rasa was was dan takut. Kami berjalan berjajar dipimpin oleh rombongan laki-laki tadi dan ditutup oleh Diki di belakang. Sedangkan aku berada di jajaran tengah karena takut kenapa-napa.

Beruntunglah, kami bisa melewati kerumunan monyet itu sampai ke persimpangan puncak tadi. Aku kira, monyetnya tidak akan menyusul kami, tapi ternyata monyetnya sampai ke persimpangan puncak dan berjumpa kembali bersama kami. Di persimpangan tempat kami berdiri ada sepasang suami istri yang mendirikan tenda disana. Setelah mereka melihat monyet yang menganggu kami, si pak suami ini malah melempari makanan ke arah monyet itu. Dan ternyata dugaanku benar, si monyet malah ketagihan dan monyet-monyet yang lain pun saling datang ingin makanan juga. Buru-burulah kita turun karena pandangan monyet tadi ke kami teralihkan oleh pak suami itu.

DSC09623

(Diserang monyet liar)

Saat perjalanan turun, tiba-tiba hujan pun datang dan langsung mengguyur deras. Aku dan kak Reza yang meninggalkan jaket kami di jok motor langsung pasrah kehujanan dan kebasahan. Kami pikir cuaca panas tidak akan mungkin turun hujan. Tapi ternyata dugaan kami salah. Beruntungnya aku membawa celana jas hujan di ransel, jadi aku cuman kebasahan setengah badan saja. Pada saat di trek, perjalanan turun makin sulit dihadapi karena tanah yang berubah menjadi licin dan berlumpur. Banyak para pendaki lain yang jatuh dan berkotor-kotor ria. Untungnya aku tidak ikut jatuh juga hehe.

Akhirnya sebelum ashar, kami tiba di basecamp dan langsung membersihkan diri di wc umum serta bersegera bersiap sholat dzuhur. Karena  waktu sholat ashar beberapa menit lagi, kita sekalian saja menunggu dan sholat ashat disana.

Singkat saja, setelah itu kamipun pulang dan saat di perjalanan perut kami terasa lapar. Rombongan pun memutuskan dan setuju mencari makanan dan yang terpilih adalah sate maranggi khas Purwakarta. Ketika memakannya, rasanya itu sangat nikmat dan lezat sekali menurut aku, apa karna efek lapar juga kali yaa, hehe. Setelah adzan magrib, dan sholat dulu di mushola tempat kami makan, kami pun pulang. Jam 20.00 lebih akhirnya aku sampai di rumah. Dan malam itupun juga jam 22.00 Kak Reza harus kembali bekerja :’D.

 

View dan Perjalanan Cantik dari Gunung Artapela 2194 mdpl

Selasa, 1 Januari 2019 tepatnya menjadi awal yang baru bagi kami untuk kembali membuka cerita di tanggal, bulan dan tahun yang baru. Yang asal mulanya simpang siur yang ikut berapa orang, jadinya kita pergi kesana ber-4. Aku, Kak Reza, Elis dan Teh Siti. Kasian juga sih, yang ikut cowonya cuman seorang :D.

Kita janjian di deket SMPN 1 Batujajar, yang mana itu adalah tempat ku mengukir kenangan dan menuntut ilmu disana. Bangunannya udah banyak perubahan sih. Tapi kenangannya masih tetap yang lama, hehe. Disitu adalah tempat aku bertemu dengan kak Reza pertama kalinya di sebuah organisasi beladiri Merpati Putih. Aku cuman tau dia, dan dia tau aku. Udah gitu aja. Selama latihan gak pernah bertegur sapa apalagi ngobrol hehe.

Balik ke cerita hehe, aku sama kak Reza masih nunggu Teh Siti sama Elis ketemuan. Untungnya gak ngaret seperti nunggu si Adit waktu itu. Sekitar jam 7 an, kita langsung otw dari tempat ketemuan. Gak lupa pasang Google Maps soalnya semuanya pada gatau jalan.

Kata Google Maps, kita diarahin menuju jalan ke Pangalengan. Dan you know lah, jalan menuju ke Pangelan kek gimana. Nanjak dan berbelok-belok. Sepanjang jalan aku mual, pengen muntah. Udah beberapa kali aku mijitin jidat kepala, tapi rasa pusing nya belum ilang juga. Udah kak Reza mencetin jari tangan aku, tapi tetep sama belum ada perubahan. Alhasil sepanjang jalan yang belok-belok itu, mataku aku perem- peremin (mejamin mata) biar gak terlalu pusing liat jalan hehe

Sekitar 2 jam perjalanan, kita  baru mau sampe ke tempat tujuan. Sepanjang perjalanan menuju kesana banyak pemandangan kebun teh yang indah banget menurut aku. Cuaca juga cerah dan pas ngeliat kebun teh nya masih pada ijo, belum memasuki masa panen. Sumpah ter keren lah.

DSC06702

(Pemandangan di sepanjang jalan)

Perjalanan pas mau ke lokasinya lumayan nyeremin loh, soalnya jalan nya udah jelek terus nanjak, jadi harus ekstra hati-hati bawa motornya. Dan alhamdulillah sekitar jam 9 lebihan kita sampe di titik lokasi. Disana ga ada base camp. Tapi kita harus bayar Rp.15000 per motor sama calo warga sekitar.

Sebelum proses nanjak, kita seperti biasa berdoa dulu supaya selamat sampe tujuan. Berdoa kita kali ini khusyu, belajar dari pengalaman sih hehe. Udah gitu, kita langsung jalan aja. Gak lupa aku pake topi bisi panas dan biar keren keliatannya haha. Terus si kak Reza jalannya cepet amat, meni kayak yang rarusuh gitu, jadi teh Siti suka nyepetin “ Kemana atuh mang, meni rarusuh gitu “. Tapi si kakak lempeng aja gak noleh, pas diliat oh pantesan dia lagi pake headseat. Sepanjang perjalanan juga Elis dengan Speakernya tidak lupa menyalakan lagu Fourtwenty biar perjalanan terasa santai dan jadi kayak ngerasa lagi syuting video klip juga hehe.

Beda sebelumnya dari gunung manglayang yang sepanjang perjalanan hanya ada pohon besar dan hutan. Kalo di artapela jalan pertama yang kita susuri memang hutan dengan hanya satu jalan yang bisa di lewati satu orang. Dan jalanannya itu becek banget, jadi sepatu siap siap harus berani kotor. Sesudah melewati trek jalanan becek itu, kita disuguhkan dengan pemandangan kebun warga yang luas banget. Kanan kiri kebun, terus kita melewati padang ilalang, pas liat ke atas langit, awan disana maju nya kenceng banget kayak pake efek fast motion gitu. Subhanalloh pokoknya. Disana juga kita beberapa kali berpapasan dengan pendaki yang dari kemarin nge camp tahun baruan di Artapela. Angin disana juga kerasa banget, kerasa gelebug banget da gak ada pohon tinggi. Tapi cuaca cukup panas waktu itu, jadi jaket belum terlalu berguna dipake.

(Jalanan becek selama pendakian)

Kira-kira 2 jam an kita mendaki, dan akhirnya kita tiba di lokasi Artapela. Yeayyy senangnya. Aku ngerasa selama perjalanan mendaki ke Artapela gak separah pas ke Manglayang. Walaupun ketinggian Artapela 2194 masih kalah sama Manglayang yang cuman 1818 mdpl. Yang aku kerasa di Artapela aku gak banyak minum sama gak banyak keringetan juga. Dan yang lainnya pun merasakan hal yang sama. Tapi kalo ngomongin soal view, Manglayang agak kalah sama Artapela. Disini banyak banget spot potonya. Ada beberapa spot yang di tandain yang mau kita ambil pas pulang nanti. Dan sekarang waktunya istirahat setelah sampe puncak. Di puncak juga masih ada beberapa pendaki yang masih nge diriin tenda disana. Sebelum kita istirahat sempet bingung juga nemuin tempat yang cocok, tapi syukurlah akhirnya kita menemukan tempat yang pas diantara 2 pemandangan, yaitu view gunung yang sebelahnya view kota. Subhanalloh.

Kita istirahat sambil ngemil makanan yang aku bawa dari rumah. Aku bekal puding coklat yang kita makan bareng-bareng. Sungguh nikmat rasanya. Dan elis juga bikin sop buah dadakan disana. Sambil nunggu sop buahnya siap, kita ngobrol-ngobrol dulu dan bercanda ria hehe

(Puding dan sop buah ala kadarnya )

                Waktu kita lagi asik ngobrol, tiba-tiba ada anak kecil nyamperin kita. Kirain aku anak kecil itu mau minta uang atau makanan. Tapi dia bersikap biasa aja. Dan beberapa menit kemudian waktu kita mau motong buah naga, tiba-tiba anak kecil itu ngeluarin bedog yang dia bawa terus nancepin ke tanah di sebelah kaki Kak Reza. Gak kaget gimana coba dia tiba-tiba bersikap kayak gitu. Untung si si kak reza berhasil menyairkan suasana dan ngajak dia  ngobrol. Ya meski rasa horor ada terus soalnya dia bawa-bawa benda tajam dan beberapa kali benda itu dimainin. Yang aku takutin sih takutnya dia nekat. Gak lama setelah ada anak itu, kita jadi buru-buru melahap makanan dan buru-buru beberes siap-siap pulang.

Sebelum pulang, gak lupa kita berfoto-foto ria dulu mengabadikan momen, hehe

IMG20190101111923

IMG20190101111050

( Abadikan momen mu )

Udah puas kita fofotoan, tiba tiba aku kebelet pengen pipis. Dan alhasil aku ikut pipis dulu di semak-semak. Untungnya air minum mineral yang aku bawa masih banyak, dan you know lah air itu aku pake apa hehe.

Beberapa saat kemudian langit yang semula cerah pun berubah menjadi mendung. Lalu tiba-tiba hujan turun. Kita semua langsung prepare pake jas hujan. Kayaknya aku yang paling rimbil soalnya aku pake jas hujan motor aku haha. Kabut pun ikut-ikutan turun membuyarkan pandangan disertai angin kencang, sempet Elis ngira kita salah jalan pulang soalnya dia ngerasa tadi kita semua gak melewati jalan itu, tapi setelah di pikir-pikir lagi kita gak salah jalan, dan akhirnya kita semua melanjutkan perjalanan lagi. Oh iya rencana mau fofotoan di spot yang kita tandain 70% gagal soalnya hujan dan berkabut ;D.

Setelah kita turun, kita semua baru ngeh, yang kita lewatin jalan pulang ternyata beda sama jalan yang kita pakai pas naik. Jadi intinya ada dua jalan menuju ke lokasi. Tapi jalan yang pas pulang lebih cepat, cuman gak banyak bonus view nya.

Sekitar jam 2 lebihan an kita pulang dari tempat parkir, terus nyari dulu mesjid. Pas kita beres sholat dan mau melanjutkan nyari spot foto di kebun teh, tiba tiba hujan dateng lagi, dan gagal lagi. Kali ini hujannya lebih deras, haha. Jadi gagal lah sudah, indahnya perkebunan teh hanya bisa dinikmati lewat pandangan tanpa bisa di abadikan. Tapi kalo kesana lagi, insyaalloh tidak akan melewatkan kesempatan lagi.

Udah gitu terus kita beli oleh-oleh khas Pangalengan, dan melanjutkan perjalanan pulang. Tapi sebelum nyampe rumah, kita nyimpang dulu ke tempat baso di Pangalengan. Basonya enak dan harganya juga mumer, cuman Rp 10.000. Tapi yang paling enaknya lagi abis kenyang makan kita gak bayar, soalnya di traktir sama si kaka, hehe makasih yah. Sekitar jam 18.00 kurang, barulah aku sampe rumah ku tercinta.

Pokoknya Artapela punya kesan yang indah apalagi didaki bareng orang-orang tersayang dan tercinta juga. Terimakasih Artapela sudah mau berbagi cerita. Next ke gunung selanjutnya yah insyaalloh hehe 😀

Software Management Project

Hai hai sobat semua, di tulisan kali ini saya akan berbagi ilmu tentang apa sih  Aplikasi Project Management itu ? Langsung saja, cekidotss.. 😀

Pengertian

Manajement Project dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. Sementara itu, Project Management Software adalah software yang dibuat untuk mengatur manajemen tugas, waktu pengerjaan dan kerjasama dalam sebuah tim. Maka dari itu Software Manajement Project sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan dan perbaikan yang berkelanjutan.

Baca lebih lanjut

Bermain Sambil Belajar Script PHP di Codecademy

u

Di halaman ini saya akan sharing informasi mengenai pembelajaran saya saat sedang mengerjakan kuis PHP di Codecademy.com. Nah sebelumnya, sudahkah kalian tahu tentang apa PHP itu sendiri?

PHP adalah bahasa pemrograman script server-side yang didesain untuk pengembangan web. Selain itu, PHP juga bisa digunakan sebagai bahasa pemrograman umum. PHP di kembangkan pada tahun 1995 oleh Rasmus Lerdorf, dan sekarang dikelola oleh The PHP Group.

Nah sekarang, apa sih Codecademy itu ? Codecademy adalah situs penyedia layanan belajar menjadi seorang Web Programmer dari dasar dengan semua fasilitas yang disediakan oleh pada developernya.

Di Codecademy ini saya mempelajari materi tentang belajar PHP. Disini terdapat beberapa materi yang harus kita pelajari yang berbentuk kuis. Sebelum kita sampai ke final pembelajaran, sebelumnya kita harus melewati satu per satu sesi kuis. Dimulai dengan tingkat termudah sampai dengan tingkat tersulit. Jika kita sudah selesai melewati sesi kuis pertama, selanjutnya kita akan bertemu dengan sesi kedua. Tentunya dengan materi yang berbeda. Begitulah seterusnya…

Baca lebih lanjut

Penggunaan Windows Keyboard Shorcuts

         e79b_ctrl-alt-del_cup_set

      Ketika kita mencari apakah itu Windows Keyboard Shorcuts maka akan banyak beberapa pengertian yang muncul pada tampilan search engine. Tapi dari beberapa pengertian tersebut, mereka semua sama sama merujuk pada sebuah persamaan yaitu Windows Keyboard Shorcuts adalah jalan pintas yang difungsikan untuk menjalankan sebuah perintah berupa action menggunakan keyboard.

Baca lebih lanjut

Tutorial Dasar Menggunakan Sublime Text 3

sublimetext-3

      Sublime Text 3 adalah sebuah software yang dikembangkan oleh Jon Skinner. Beliau merupakan seorang programmer dari Australia.

Sublime text 3 merupakan aplikasi text editor untuk menulis kode. Banyak sejumlah bahasa program yang ada pada aplikasi ini. Diantaranya PHP, CSS, C, C++, HTML, ASP, Java, dan sebagainyai. Tentu saja, software ini bisa lebih memudahkan pekerjaan pengguna saat membuat sebuah program.

Baca lebih lanjut

Tutorial Menginstal Total Commander Di Windows 8.1

nexusae0_totalcommander      

        Total Commander adalah manajemen file yang dibuat untuk mengatur file DOS. Tampilannya hampir sama dengan tampilan Windows Explorer. Total Commander dilengkapi dengan banyak fitur diantaranya pack files, unpack files, splite files, combine files, encode files, decode files dan sebagainya. Karena mempunyai dua jendela yang berdampingan, Total Commander lebih mudah untuk bertukar file.

Baca lebih lanjut

Perbedaan Github dan BitBucket

vs

Hoaaa, saya hampir frustasi ketika sedang mencoba men-clone github lewat git bash. Entahlah ~. Yang pertama, bermasalah dengan clone , lalu git push dan yang lainnya. Maklum lah saya adalah seorang pemula untuk belajar framework. Ditambah koneksi internet yang kadang menyebalkan membuat loading konektivitas kian melambat -_- *curhat.

Sebelum ke perbedaannya. Mari kita kupas singkat dulu apa itu Github dan BitBucket ..

Baca lebih lanjut